Langsung ke konten utama

Kambing VS Domba

Masih terkait hewan, kali kita akan membahas keunikan dari masing-masing hewan. Sebagai patokan kita akan mulai membahas dari hewan yang memiliki lalulintas tertinggi di Sulawesi Selatan



Hewan pertama yang kita bahas adalah Kambing, Hewan yang sering di jadikan tumbal kesalahan (dikambing hitamkan) padahal tidak bersalah. Kambing merupakan salah satu hewan ruminansia kecil yang sering kita jumpai. Walaupun demikian, kadang masih dijumpai orang yang sulit membedakan antara kambing dan domba.


Bahkan kadang dibeberapa daerah nama yang tenar adalah sate kambing, tapi kenyataannya yang digunakan adalah daging domba. Begitu juga pada masa hari raya Idul Adha, terkadang yang disembelih adalah domba tetapi malah disebut kambing.

 

Secara ringkas ada beberapa perbedaan kambing dan domba

1. Kambing dan domba sama-sama merupakan anggota keluarga dari Bovidae tetapi memiliki jenis spesies yang  berbeda. Kambing masuk dalam kelompok Capra dengan jumlah kromosom 60 sedangkan kelompok domba ialah Ovis dengan jumlah kromosom 54. Jadi kedua hewan ini memiliki keragaman genetic yang berbeda.

 

2.   Perbedaan secara anatomi umumnya

·   Kambing memiliki tanduk yang berbentuk lebih pipih dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan domba. Tanduk domba terlihat berbentuk segitiga dan melilit atau berbentuk spiral.

·    Umumnya bulu domba juga akan lebih tebal dibandingkan dengan kambing.

·     Kambing memiliki rambut panjang dibagian dagu sedangkan pada domba tidak ada.

·  Perbedaan fisik lainya ialah pada bagian ekor. Ekor kambing mengarah ke atas, sedangkan domba ke bawah dengan ukuran yang biasanya lebih besar.

 

3.   Kedua hewan ini juga memiliki perbedaaan tingkah laku.

·   Kambing lebih sering makan dedaunan dipohon, sedangkan domba lebih menyukai makan   rumput.

·    Pada saat hewan jantan bertarung kambing cenderung bertarung menggunakan kaki,  dibandingkan domba akan lebih sering bertarung dengan adu kepala (tanduk).  

·     Domba lebih memiliki kecenderungan hidup berkelompok dibandingkan kambing

 

4.   Untuk kualitas daging yang dihasilkan daging kambing memiliki kadar lemak dan kolestrol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging kambing, bahkan lebih rendah dari daing sapi dan ayam. Sementara itu, susu kambing memiliki struktur lemak lebih kecil sehingga lebih mudah dicerna daripada susu sapi dan domba.

 

Terkait dengan aroma khas (prengus) pada daging kambing domba, penulis belum menemukan sumber tertulis apakah aroma antara keduanya berbeda nyata atau tidak. Walaupun, banyak anggapan yang menyampaikan bahwa aroma prengus pada kambing lebih kuat dibandingkan domba.

Memilih domba atau kambing dikembalikan lagi ke selera masing-masing. Asal jangan suka adu domba, dan jangan suka mengkambing hitamkan. Salam sehat


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Distemper pada Anjing

Canine Distemper merupakan   salah satu penyakit penting pada anjing yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi . Tingkat kematian akibat Canine distemper pada anjing menempati urutan kedua setelah rabies (Deem et al . 2000).   Canine distemper disebabkan oleh adanya infeksi Canine distemper virus dari genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae. Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi. Gejala klinis yang timbul akibat infeksi virus distemper dapat beragam, tergantung organ yang diserang. Virus distemper umumnya dapat menyerang beberapa sistem organ seperti sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf dan kulit.   Infeksi canine distemper virus menyebabkan adanya lesio khas pada kulit yaitu Footpad Hyperkeratosis yang biasa disebut dengan Hard Pad Disease   ( Koutinas et al. 2004).   Gambar 1. Anak Anjing (Dokumentasi Pribadi) Canine distemper pertama kali di isolasi oleh Carre pada tahun 1905. Penyakit ini tersebar diseluruh belahan dunia. Di ind

Kasus Displasia Abomasum pada Sapi

Displasia Abomasum (DA) merupakan suatu kondisi dimana terjadi perpindahan abomasum dari lokasi yang sebenarnya.  Umumnya kasus DA banyak terjadi pada sapi perah ( Friesian Holstein ) yang memiliki produksi susu yang tinggi. Kasus ini biasanya terjadi pada akhir masa kebuntingan berkisar 2 minggu sebelum kelahiran (2 minggu prepartus ) dan pada awal masa laktasi yaitu sekitar 8 minggu setelah kelahiran (8 minggu post partus). Selain sapi, kasus DA juga dapat terjadi pada jenis ruminansia lainya, walaupun kasus pada rumininasia lainnya jarang terjadi.

Abses pada sapi

Sapi perah Abses merupakan salah satu masalah yang cukup sering terjadi pada sapi perah. Kondisi abses banyak terjadi pada peternakan sapi perah yang memiliki tingkat sanitasi kandang yang rendah. Abses merupakan kumpulan nanah (netrofil yang mati) yang berada dalam kavitas jaringan tubuh yang biasanya pada daerah kulit dan menimbulkan luka yang cukup serius karena infeksi dari bakteri pembusuk . Abses itu sendiri merupakan reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya benda asing di tubuh. Pada abses terdapat nanah yang terlokalisasi dan dikelilingi oleh jaringan yang meradang . Gejala khas abses adalah peradangan, merah, hangat, bengkak, sakit, bila abses membesar biasanya diikuti gejala demam, selain itu bila ditekan terasa adanya terowongan (Boden 2005).