Langsung ke konten utama

Toxoplasmosis dan Kucing

Berbahayakah buat wanita ketika memilihara kucing? Apakah memilihara kucing bisa menyebabkan kemandulan?


Pertanyaan-pertanyaan diatas
merupakan sesuatu yang umum ketika seseorang baru memilihara kucing. Pertanyaan ini wajar ditanyakan karena ada hubungan antara kesehatan reproduksi wanita dengan kucing yang terkait erat dengan salah satu penyakit yang bernama Toxoplasmosis.

Toxoplasmosis merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii Toxoplasma merupakan salah satu parasit yang dapat menginfeksi banyak hewan seperti sapi, kerbau, kambing, babi, maupun hewan berdarah panas lainya termasuk didalamnya kucing dan manusia. 

sumber : https://icatcare.org/advice/toxoplasmosis-and-cats/

Pemahaman Yang beredar dimasyarakat saat ini bahwa toxoplasma adalah virus yang terdapat pada bulu kucing dan dapat menyebabkan kemandulan atau kecacatan pada bayi harusnya diluruskan kembali. Karna sesungguh nya toxo[plasma sebenarnya bukanlah virus melainkan adalah parasit. Toxoplasma juga utamanya bukan berada di bulu melainkan berada difeses atau kotoran. Proses masuknya parasit ini kedalam tubuh manusia dapat terjadi melalui beberapa hal.

Pertama dapat melalui makanan yang tercemari oleh parasit ini, seperti sayuran terkontaminasi yang tidak dicuci bersih, daging sapi atau kambing terinfeksi yang tidak dimasak secara sempurna (tidak matang), atau dapat melalui transplantasi organ atau transfuse darah dari donor yang terinfeksi toxoplasma.

Jadi tidak selamanya penyakit ini ditularkan hanya dari kucing. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa sebagian besar penularan toxoplasma ditularkan dari konsumsi daging hewan yang tidak dimasak dengan sempurna (tidak matang), baik itu daging kambing atau daging sapi. Tidak semua kucing juga memiliki atau dapat menularkan toxoplasma, bahkan sebagian besar kucing peliharaan yang kebersihanya dijaga dipastikan tidak mengidap sama sekali penyakit ini.

Ada beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah agar kucing tidak terinfeksi penyakit ini

  1. Sediakan tempat pembuangan kotoran khusud untuk kucing (bisa berupa pasir khusus yang selalau dibersihkan setiap hari)
  2. Jangan biarkan kucing peliharaan bergaul dengan kucing liar yang status kesehatanya tidak kita ketahui
  3. Jangan memberi makan kucing peliharaan kita dengan daging mentah
  4. Jaga kebersihan diri sendiri, setiap akan makan atau setiap bermain dengan kucing kesayangan anda sebaiknya cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
  5. Konsumsi makanan yang sehat dan bersih, dan pastikan daging yang kita konsumsi dalam keadaan matang.

Risiko tertular toksoplasmosis dari kucing sangat kecil dan kebanyakan orang terinfeksi melalui cara lain (seperti makan daging yang kurang matang). Langkah-langkah kebersihan sehari-hari yang sederhana dapat diambil untuk mengurangi risiko infeksi (dari kucing dan sumber lain) sehingga aman untuk memiliki dan menikmati memelihara kucing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Japanese Encephalitis di Indonesia

Japanese Encephalitis (JE) merupakan penyakit zoonosa yang dapat menyebabkan terjadinya radang otak pada hewan dan manusia. Penyakit ini bersifat arbovirus karena ditularkan dari hewan kemanusia melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini telah menyebar luas di Asia bagian Timur seperti Jepang, Korea, Siberia, China, Taiwan, Thailand, laos, Kamboja, Vietnam. Philipina, Malaysia, Indonesia, Myanmar, Banglades, India, Srilangka, dan Nepal. Di Indonesia, kasus JE pertama kali dilaporkan pada tahun 1960 ( Erlanger 2010) . Kasus JE banyak di laporkan di daerah Bali. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. 2009 menyebutkan bahwa identifikasi kasus encephalitis dirumah sakit di Bali antara tahun 2001-2004 menemukan 163 kasus encephalitis dan 94 diantranya secara serologis mengarah pada kasus JE. Selain itu , kasus JE pada manusia juga dilaporkan di beberapa daerah yaitu di Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggra Tim...

Stud tail ( Feline Tail Gland Hyperplasia)

Pernah punya kucing yang ekornya selalu kotor berwarna hitam , kadang berkerak, bahkan sampai bisa menyebabkan kebotakan? Klo teman-teman punya kasus serupa ini biasa disebut Stud tail   atau istilah kerenya Feline Tail Gland Hyperplasia. Pengertian Kasus Stud Tail merupakan suatu kondisi ketika ekor kucing jantan memiliki kelenjar Apokrin ( keringat )   dan kelenjar Sebaceus ( minyak) yang aktif pada bagian atas ekor. Kelenjar ini menghasilkan hipersekresi lilin yang membuat lesi kucing menjadi berkerak dan membuat kerontokan pada rambut (bulu). Jika kondisi ini sudah parah, maka bisa membuat ekor kucing menjadi rentan terhadap infeksi bakteri dan menyebabkan bau tak sedap. Kasus ini umumnya terjadi pada kucing jantan walaupun demikian tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada kucing betina. Selain di bagian ekor kondisi ini juga bisa terjadi dibagian bawah dagu kucing. Penyebab Pada kasus ini ternjadi hiperplasia pada kelenjar sebaceus dan apokrin sehingga terjadi...

Mendeteksi Bahaya Tersembunyi: Salmonella spp. pada Telur dan Daging Ayam Lintas Pulau

Salmonelosis merupakan salah satu penyakit zoonotik berbasis makanan ( food-borne disease ) yang paling penting di seluruh dunia. Agen penyebab utamanya, Salmonella spp. , dapat menginfeksi manusia melalui konsumsi produk hewan yang terkontaminasi, terutama telur dan daging ayam. Produk unggas ini dikenal sebagai reservoir utama Salmonella spp. , sehingga menjadi titik kritis dalam upaya pengendalian dan pencegahan penyakit. Penularan Salmonella spp. terjadi sepanjang rantai makanan, mulai dari proses produksi di peternakan, penanganan pasca panen, hingga distribusi, termasuk saat produk dilalulintaskan antar pulau. Ketidakhigienisan selama proses ini meningkatkan risiko kontaminasi, memperbesar peluang penularan kepada konsumen. Dalam sebuah penelitian, dilakukan deteksi Salmonella spp. pada telur ayam konsumsi yang berasal dari empat pengirim berbeda antar pulau. Sebanyak 270 sampel diambil menggunakan metode acak berlapis dan diperiksa dengan metode konvensional. Has...