Langsung ke konten utama

Mengenal Lebih Jauh Tentang Otoritas Veteriner


OTORITAS VETERINER?? Mungkin sesuatu yang tidak asing lagi buat kita semua yang berkecimpung dalam dunia kedokteran hewan. Tapi tahukah kalian tentang arti sebenarnya dari otoritas veteriner?

Memahami tentang arti sebenarnya dari otoritas veteriner itu sendiri, adalah hal yang cukup penting, karena otoritas veteriner itu sendiri nantinya yang akan menjadi kewenangan dalam memutuskan masalah-masalah yang terkait dengan dunia veteriner. Kita mestinya dapat membedakan otoritas veteriner dengan medic veteriner. 

Menurut UU No 18 tahun 2009, Otoritas veteriner adalah kelembagaan Pemerintah dan/atau kelembagaan yang dibentuk Pemerintah dalam pengambilan keputusan tertinggi yang bersifat teknis kesehatan hewan dengan melibatkan keprofesionalan dokter hewan dan dengan mengerahkan semua lini kemampuan profesi mulai dari mengindentifikasikan masalah, menentukan kebijakan, mengoordinasikan pelaksana kebijakan, sampai dengan mengendalikan teknis operasional di lapangan. Sedangkan Pengertian Medik Veteriner sendiri merupakan penyelenggaraan kegiatan praktik kedokteran hewan.

Kelembagaan pemerintah yang dimaksud di sini dapat berbentuk DIREKTORAT JENDERAL yang dipimpin oleh pejabat pemerintah Esalon 1. Nantinya orang yang memimpin kelembagaan ini dapat menjadi pengambil keputusan tertinggi dalam aspek kesehatan hewan.  Sebagai pengambil keputusan dalam aspek kesehatan hewan, maka sudah seharusnya otoritas veteriner ini harus berada dibawah orang yang mengerti tentang dunia veteriner itu sendiri.   

Otoritas Veteriner merupakan hal yang cukup penting dan mendesak mengingat penyebaran penyakit zoonosis (penyakit hewan menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya), penyakit antar hewan atau penyakit penyakit lainya yang dapat membahayakan dan menjadi ancaman kehidupan dan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan di Indonesia saat ini semakin merebak dan menyebar luas di masyarakat. Hal ini mengharuskan adanya pengambilan keputusan-keputusan secara cepat dan memiliki kekuatan untuk dijalankan agar masalah-masalah tersebut dapat teratasi dan tertangani dengan cepat. 

Selain itu otoritas veteriner juga diperlukan mengingat Indonesia sudah mulai menjalankan kesepakatan perdagangan bebas yaitu AFTA.  Dalam perjanjian perdagangan Bebas, Indonesia dimungkinkan menjadi pasar atau konsumen dalam bidang-bidang yang terkait dengan berbagai hal, salah satunya bidang kesehataan hewan. Hal ini menyebabkan diperlukanya badan yang mengatur agar aspek-aspek kesehatan hewan ini tidak mengganggu  kehidupan manusia, hewan, tumbuhan serta lingkungan. Negara-negara didunia yang tergabung dalam anggota Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan (OIE) telah memperkuat otoritas veteriner mereka untuk menyongsong kesehatan semesta (one world, one health, one medicine).

Uraian diatas jelas menerangkan bahwa Otoritas veteriner berfungsi melindungi, mengamankan, dan menjamin wilayah Republik Indonesia dari ancaman yang dapat mengganggu kesehatan atau kehidupan manusia, hewan, beserta ekosistemnya. Sudah tentu, dengan fungsi yang sangat penting tersebut, Penyelenggaraan kesehatan hewan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memerlukan otoritas veteriner. 

Mewujudkan dan memahami tentang otoritas veteriner merupakan hal yang cukup penting. Mengingat bahwa sebagai seorang dokter hewan, kita tidak akan pernah lepas dari urusan kesehatan hewan. Baik Kesehatan hewan yang dapat mengancam kesehatan manusia ataupun mengancam kesehatan hewan itu sendiri.  Selain itu, memberikan pemahaman kepada masyarakat luas tentang arti pentingnya dunia veteriner dalam menjaga keutuhan serta keamanan dalam bidang kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan sangatlah penting. Viva Veteriner. (Z) 

Komentar

  1. apakah ada "arti yang tidak sebenarnya" dr otoritas veteriner itu?
    Lalu, bagaimana dengan penggantian dirjen Nakeswan kita yang tadinya seorang dokter hewan menjadi yang sekarang?

    BalasHapus
  2. Banyak teman2 yang kadang mengartikan otoritas veteriner dengan kewenangan medis sebagai seorang dokter hewan.. padahal sangatlah berbeda. Kewenangan medis sebagai dokter hewan lebih mengarah kepada istilah medik veteriner.

    Nah.. kalo soal itu hmm.. banyak aspek sebenarnya yang menyebabkan pergantian tersebut. mulai dari alasan politik sampai kepada alasan kinerja. namun alasan sebanarya memang perlu dikaji lagi

    Namun terkait dengan pergantian tersebut memang tetap perlu diperjuangan agar otoritas veteriner tetap kembali di pegang oleh seorang dokter hewan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Japanese Encephalitis di Indonesia

Japanese Encephalitis (JE) merupakan penyakit zoonosa yang dapat menyebabkan terjadinya radang otak pada hewan dan manusia. Penyakit ini bersifat arbovirus karena ditularkan dari hewan kemanusia melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini telah menyebar luas di Asia bagian Timur seperti Jepang, Korea, Siberia, China, Taiwan, Thailand, laos, Kamboja, Vietnam. Philipina, Malaysia, Indonesia, Myanmar, Banglades, India, Srilangka, dan Nepal. Di Indonesia, kasus JE pertama kali dilaporkan pada tahun 1960 ( Erlanger 2010) . Kasus JE banyak di laporkan di daerah Bali. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. 2009 menyebutkan bahwa identifikasi kasus encephalitis dirumah sakit di Bali antara tahun 2001-2004 menemukan 163 kasus encephalitis dan 94 diantranya secara serologis mengarah pada kasus JE. Selain itu , kasus JE pada manusia juga dilaporkan di beberapa daerah yaitu di Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggra Tim...

Stud tail ( Feline Tail Gland Hyperplasia)

Pernah punya kucing yang ekornya selalu kotor berwarna hitam , kadang berkerak, bahkan sampai bisa menyebabkan kebotakan? Klo teman-teman punya kasus serupa ini biasa disebut Stud tail   atau istilah kerenya Feline Tail Gland Hyperplasia. Pengertian Kasus Stud Tail merupakan suatu kondisi ketika ekor kucing jantan memiliki kelenjar Apokrin ( keringat )   dan kelenjar Sebaceus ( minyak) yang aktif pada bagian atas ekor. Kelenjar ini menghasilkan hipersekresi lilin yang membuat lesi kucing menjadi berkerak dan membuat kerontokan pada rambut (bulu). Jika kondisi ini sudah parah, maka bisa membuat ekor kucing menjadi rentan terhadap infeksi bakteri dan menyebabkan bau tak sedap. Kasus ini umumnya terjadi pada kucing jantan walaupun demikian tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada kucing betina. Selain di bagian ekor kondisi ini juga bisa terjadi dibagian bawah dagu kucing. Penyebab Pada kasus ini ternjadi hiperplasia pada kelenjar sebaceus dan apokrin sehingga terjadi...

Mendeteksi Bahaya Tersembunyi: Salmonella spp. pada Telur dan Daging Ayam Lintas Pulau

Salmonelosis merupakan salah satu penyakit zoonotik berbasis makanan ( food-borne disease ) yang paling penting di seluruh dunia. Agen penyebab utamanya, Salmonella spp. , dapat menginfeksi manusia melalui konsumsi produk hewan yang terkontaminasi, terutama telur dan daging ayam. Produk unggas ini dikenal sebagai reservoir utama Salmonella spp. , sehingga menjadi titik kritis dalam upaya pengendalian dan pencegahan penyakit. Penularan Salmonella spp. terjadi sepanjang rantai makanan, mulai dari proses produksi di peternakan, penanganan pasca panen, hingga distribusi, termasuk saat produk dilalulintaskan antar pulau. Ketidakhigienisan selama proses ini meningkatkan risiko kontaminasi, memperbesar peluang penularan kepada konsumen. Dalam sebuah penelitian, dilakukan deteksi Salmonella spp. pada telur ayam konsumsi yang berasal dari empat pengirim berbeda antar pulau. Sebanyak 270 sampel diambil menggunakan metode acak berlapis dan diperiksa dengan metode konvensional. Has...