Langsung ke konten utama

Dokter Hewan pertama Di Indonesia

Tahukah Kamu siapa dokter hewan yang berkebangsaan Indonesia yang pertama?

Yaa….   Beliau adalah Dr. Drh. Johannes Alexander Kaligis. 

Dr. Drh. JA Kaligis dilahirkan di Kakas (Minahasa) tanggal 30 Juni 1888 dan meninggal di De Bilt (Belanda) pada tanggal 31 desember 1974. 

Dr. Drh. JA Kaligis lulus  dari sekolah  Indische Veeartzen School,  dan menjadi dokter hewan pribumi atau dokter hewan bangsa Indonesia pertama  yang lulus pada tahun 1910. 

Drh JA Kaligis selanjutnya bekerja di Balai Penyelidikan Penyakit Hewan (Veeartzenijkundige Institute) Bogor. 

Pada tahun 1918, Dr. Drh. JA Kaligis kemudian melanjutkan pendidikannya ke  Faculteit Veeartsenijkundige Hoogeschool dan lulus pada tanggal 13 Oktober 1922 dengan skripsi berjudu; “ Bijdrage tot de kennis van Anaplasmosis bij rund en buffel” (Penyelidikan ilmu anaplasmosis pada sapi dan kerbau).  Bersama Kaligis, ada tiga dokter hewan pribumi yang juga belajar di Utrech, yaitu FC Waworoentoe, Raden Soeratno, dan Mas Soetisno.

Dr. Drh JA Kaligis selanjunta Bekerja di Den Haag dan bertugas sebagai penasehat dokter hewan Indonesia yang bekerja pada Economische Zaken di Batavia. Kemudian pada tahun 1960 beliau kembali ke Manado kemudian bersama drh. WJ Ratulangi turut serta mendirikan fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Sulawesi Utara dan Tengah yang sekarang  menjadi Universitas Sam Ratulangi

Tahun lulusnya dokter hewan Indonesia pertama yaitu tahun 1910 dalam sejarah Dokter Hewan Indonesia ditetapkan sebagai dimulainya kiprah dokter hewan pribumi di Indonesia.

Dari kiri: Makaliwe SH, Dr Drh JA Kaligis, Vonny Kaligis, Corry Kaligis - Woworuntu (foto tahun 1970)    Sumber  : Sejarah, Kiprah dan Tantangan 100 Tahun Dokter Hewan Indonesia
Sumber: Sejarah, Kiprah dan Tantangan 100 Tahun Dokter Hewan Indonesia

Bacaam Terkait :

Sejarah Panjang Fakultas Kedokteran Hewan IPB


Komentar

  1. great! dokter hewan tuh udh ngebantu msyarakat indo. klo gak ada mereka bisa" kta punah gara" virus flu burung sama rabies. mereka kan tgasnya ngontrol hewan sma pnyakitny spya jga gak nular kemanusia. kta seringkali meremehkan profesi ini tapi jangan salah mereka sama penting dngn dokter untuk manusia :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Distemper pada Anjing

Canine Distemper merupakan   salah satu penyakit penting pada anjing yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi . Tingkat kematian akibat Canine distemper pada anjing menempati urutan kedua setelah rabies (Deem et al . 2000).   Canine distemper disebabkan oleh adanya infeksi Canine distemper virus dari genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae. Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi. Gejala klinis yang timbul akibat infeksi virus distemper dapat beragam, tergantung organ yang diserang. Virus distemper umumnya dapat menyerang beberapa sistem organ seperti sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf dan kulit.   Infeksi canine distemper virus menyebabkan adanya lesio khas pada kulit yaitu Footpad Hyperkeratosis yang biasa disebut dengan Hard Pad Disease   ( Koutinas et al. 2004).   Gambar 1. Anak Anjing (Dokumentasi Pribadi) Canine distemper pertama kali di isolasi oleh Carre pada tahun 1905. Penyakit ini tersebar diseluruh belahan dunia. Di ind

Kasus Displasia Abomasum pada Sapi

Displasia Abomasum (DA) merupakan suatu kondisi dimana terjadi perpindahan abomasum dari lokasi yang sebenarnya.  Umumnya kasus DA banyak terjadi pada sapi perah ( Friesian Holstein ) yang memiliki produksi susu yang tinggi. Kasus ini biasanya terjadi pada akhir masa kebuntingan berkisar 2 minggu sebelum kelahiran (2 minggu prepartus ) dan pada awal masa laktasi yaitu sekitar 8 minggu setelah kelahiran (8 minggu post partus). Selain sapi, kasus DA juga dapat terjadi pada jenis ruminansia lainya, walaupun kasus pada rumininasia lainnya jarang terjadi.

Abses pada sapi

Sapi perah Abses merupakan salah satu masalah yang cukup sering terjadi pada sapi perah. Kondisi abses banyak terjadi pada peternakan sapi perah yang memiliki tingkat sanitasi kandang yang rendah. Abses merupakan kumpulan nanah (netrofil yang mati) yang berada dalam kavitas jaringan tubuh yang biasanya pada daerah kulit dan menimbulkan luka yang cukup serius karena infeksi dari bakteri pembusuk . Abses itu sendiri merupakan reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya benda asing di tubuh. Pada abses terdapat nanah yang terlokalisasi dan dikelilingi oleh jaringan yang meradang . Gejala khas abses adalah peradangan, merah, hangat, bengkak, sakit, bila abses membesar biasanya diikuti gejala demam, selain itu bila ditekan terasa adanya terowongan (Boden 2005).