Salmonelosis merupakan salah satu penyakit zoonotik berbasis makanan (food-borne disease) yang paling penting di seluruh dunia. Agen penyebab utamanya, Salmonella spp., dapat menginfeksi manusia melalui konsumsi produk hewan yang terkontaminasi, terutama telur dan daging ayam. Produk unggas ini dikenal sebagai reservoir utama Salmonella spp., sehingga menjadi titik kritis dalam upaya pengendalian dan pencegahan penyakit.
Penularan Salmonella spp. terjadi sepanjang rantai makanan, mulai dari proses produksi di peternakan, penanganan pasca panen, hingga distribusi, termasuk saat produk dilalulintaskan antar pulau. Ketidakhigienisan selama proses ini meningkatkan risiko kontaminasi, memperbesar peluang penularan kepada konsumen.
Dalam sebuah penelitian, dilakukan deteksi Salmonella spp. pada telur ayam konsumsi yang berasal dari empat pengirim berbeda antar pulau. Sebanyak 270 sampel diambil menggunakan metode acak berlapis dan diperiksa dengan metode konvensional. Hasil menunjukkan bahwa lima sampel positif mengandung Salmonella spp.. Temuan ini mengindikasikan adanya ancaman tersembunyi pada produk telur yang dilalulintaskan.
Selain telur, daging ayam juga menjadi perhatian serius. Produk daging ayam berpotensi tinggi membawa Salmonella spp. terutama bila pengelolaan biosekuriti, sanitasi, dan pengawasan distribusi tidak dilaksanakan secara ketat. Tanpa deteksi dini, risiko penyebaran patogen ini ke berbagai daerah sangat besar, mengingat tingginya konsumsi produk unggas di masyarakat.
Laporan ini menekankan pentingnya peningkatan pengawasan dan evaluasi lalulintas produk hewan, baik telur maupun daging ayam, antar wilayah. Langkah strategis seperti penerapan deteksi rutin terhadap patogen pangan, pengetatan prosedur karantina, dan peningkatan standar sanitasi sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran salmonelosis melalui produk hewan yang diperdagangkan lintas daerah.
Dengan kewaspadaan dan penerapan standar pengamanan pangan yang ketat, bahaya tersembunyi dari Salmonella spp. pada produk telur dan daging ayam dapat diminimalkan, melindungi kesehatan masyarakat sekaligus menjaga kelangsungan perdagangan produk hewan yang aman dan berkualitas.
Komentar
Posting Komentar